Ordinary People

Posted in: Labels: - 0 comments
Afgan - Ordinary People


Girl I’m in love with you

This ain't the honeymoon
Past the infatuation phase
Right in the thick of love

At times we get sick of love

It seems like we argue everyday


I know I misbehaved
And you made your mistakes
And we both still got room left to grow
And though love sometimes hurts
I still put you first
And we'll make this thing work
But I think we should take it slow

This ain't a movie no
No fairy tale conclusion ya'll
It gets more confusing everyday
Sometimes it's heaven sent
Then we head back to hell again
We kiss and we make up on the way

I hang up you call
We rise and we fall
And we feel like just walking away
As our love advances
We take second chances
Though it's not a fantasy
I Still want you to stay
Take it slow

Maybe we'll live and learn
Maybe we'll crash and burn
Maybe you'll stay, maybe you'll leave,
maybe you'll return
Maybe another fight
Maybe we won't survive
But maybe we'll grow
We never know baby you and I

We're just ordinary people
We don't know which way to go
Cause we're just ordinary people
Maybe we should take it slow
We're just ordinary people
We don't know which way to go
Cause we're just ordinary people
Maybe we should take it slow
This time we'll take it slow
This time we'll take it slow

Ordinary people...Ordinary people...(Nada datar mencoba menjabarkan). Orang biasa. Ya, orang biasa. Aku ingat waktu aku kecil, di buku organizer ku yang dibilangnya ‘orgi’, atau sekarang bilangnya ‘binder’, ada kertas-kertas lucu dengan gambar anak perempuan, berwarna-warni, dan banyak tulisan yang menyerukan “Extra ordinary!”. Atau headline majalah-majalah cewek yang rubrik psikologisnya berjudul "Be Extraordinary!”.
Jadi mana hakikat yang sesungguhnya? Kita hanya biasa? Atau perlukah menjadi luar biasa? Luar biasa seperti apa? Kita melihat pesulap jalanan yang bisa memasukkan api ke dalam mulutnya lalu dikeluarkan lagi dan kita berseru; “Wah, luar biasa!”. Bukaaan...Bukan seperti itu. (Kurasa). Luar biasa...Adalah luar biasa!!! (Can you feel the emotions?). Aku yakin kamu nggak membutuhkan apa itu definisi biasa dan luar biasa dari Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Biasa, luar biasa, atau tidak biasa? Positif atau negatif? Jelas positif! Mana yang lebih kau suka? Kadang ada yang bilang, ‘Aku mau menjadi biasa saja. Menjalani semua hidupku dengan lancar-seperti yang bagaimana sudah Tuhan gariskan di jalan hidupku.’ Well, kamu mau menjadi sepertiSpongeBob Ball Pants, si Tuan Normal. Hal-hal normal itu. Hal-hal biasa itu. Itu monoton. Apa kamu mau hidupmu menjadi berwarna abu-abu seperti orang-orang di kota Swallow Falls pada film ‘Cloudy With a Chance of Meatballs’?! Tentu tidak.
Lihat semua orang. Semua punya cerita hidupnya sendiri. Jalan hidup yang berbeda-beda. Ragam masalah dan rezekinya, semua berbeda dan tak ada yang sama. Jadi jawaban dari pertanyaan diatas adalah...Tetteret tereett...KITA TIDAK BIASA. Lantas kenapa harus dibuat biasa? Jika kalian tidak mengerti penjelasanku, cukup pegang akat-kata ini, we are extraordinary! Everybody is extraordinary!!! Yeah...
Hey man...We shouldn’t take it slow...
We don’t know which way to go. TAPI, ibarat mobil, hidup ini kita yang kemudikan. Kita yang atur kemana tujuannya. Jika kita benar. Berkendara secara aman, mematuhi rambu lalu lintas, menghormati dan menghargai pengguna jalan lain, dan rajin merawat mobil kita, kita pasti akan sampai di tempat tujuan kita dengan selamat. Pasti itu. Pegang kata-kataku.
Oke, selesai dengan kata biasa. Dengan kata tidak biasa. Lalu, luar biasa. Apa kamu ingin menjadi luar biasa? 9 dari 10 orang menjawab; “Ingin!”. Bagaimana untuk bisa menjadi luar biasa? Nah, aku akan menjawab nanti dengan jawaban yang pasti kamu bisa terka. Tapi, begini proses menjawabnya. Coba jabarkan, apa itu definisi luar biasa menurutmu? Karena definisi dan penerapan kata luar biasa bagi setiap orang pasti berbeda-beda. Coba beritau aku. (Aku sudah bilang kan tadi, tidak perlu KBBI.) Apa yang menurut orang luar biasa, belum tentu untuk orang lain juga. Seperti; “Wih, komik Conan nomor 56 sudah keluar dan dijual dengan setengah harga! Luar biasa!” Iya untuk penggemar komik. Tapi untuk seorang yang tidak suka komik, hal seperti itu sama sekali tidak luar biasa. Atau, kamu mendapat peringkat 4 di kelas, temanmu yang peringkat 23 menganggap prestasimu luar biasa, namun tidak bagimu. Karena bagimu, yang luar biasa itu adalah jika kamu mendapat peringkat 1.
Aku berani bertaruh, apa yang sekarang-atau nanti kau jabarkan sebagai hal yang luar biasa menurutmu, adalah yang ingin kau capai. (Kalau tidak, lalu kenapa jawabanmu adalah itu?).
Sekarang, untuk menjadi luar biasa, jadilah dirimu sendiri. Nah, jawaban yang standar bukan. Pasti sudah ribuan kali kau mendengar hal seperti itu.Be yourself. Jadilah dirimu sendiri. Selami pikiranmu. Dekatkan dengan hatimu. Lihat, dengar, dan rasakan baik-baik. Apa yang kamu sendiri katakan, tentang siapa dirimu, dan mau jadi apa kamu. Dan kamu sekarang, apakah sudah sejalan dengan siapa kamu dan mau jadi apa kamu itu? 6 dari 10 orang menjawab; “Tidak.”. Lantas, apa jawabanmu.
Aku tahu, kadang keadaan tidak mengijinkanmu mengikuti kata hatimu. Namun kata sesungguhnya bukanlah tidak, namun belum. Nah, sudah sering juga kan dengar seperti ini.
Ingat definisi luar biasa menurutmu-itu dengan baik. Lalu lihatlah, jika memang itu jawabanmu dan itu kamu. Beberapa hari dari sekarang, kamu akan maju selangkah. Good luck.

Maybe we won’t survive.
But maybe we’ll grow.

Who I Am

Posted in: Labels: - 0 comments
Nick Jonas and The Administrassion - Who I Am

I want someone to love me
for who I am
I want someone to need me
Is that so bad?
I wanna break all the madness
But it's all I have
I want someone to love me
For who I am
Nothing makes sense, nothing makes sense anymore
Nothing is right, nothing is right when you're gone
I'm loosing my breath, I'm loosing my right to be wrong
I'm frightened to death, I'm frightened that I won't be strong
Hey!
I'm shaking it off, I'm shaking off all of the pain.
Breaking my heart, breaking my heart once again
I want someone to love me
For who I am
I want someone to need me
Is that so bad?
I wanna break all the madness
But it's all I have
I want someone to love me
For who I am
Yeah, who I am

‘Who I Am’. Dilihat judulnya, dibandingkan dengan ‘Ordinary People’, tidakkah kau berpikir kenapa aku tidak menaruhnya di bab pertama. ‘Who I Am’, jelas lebih baik menjadi pembuka karena menerangkan tentang siapa dirimu, itu perkenalan yang baik kan. Tapi jika kita taruh ‘Who I Am’ pertama, ‘Siapa Aku’ nanti akan berkaitan dengan ‘Orang Biasa’ dan tidak bisa kita explore lebih jauh.
Sudah melihat music videonya ‘Who I Am’? Disitu ada banyak orang, yang menunjukkan kepribadian mereka-yang ternyata jauh dengan siapa mereka kelihatannya diluar. Ada seorang wanita dengan seragam tentara membawa papan bertuliskan “Who I am?-Mother.”, atau seorang laki-laki dengan pakaian nyentrik, yang kakinya hanya satu membawa papan bertuliskan “Who I am?-Artist.”, atau Nick Jonas, yang membawa papan bertuliskan “Who I am?-Diabetic.”
Mari sekarang kita berkaca dan menerawang, apakah dirimu sudah sejalan dengan siapa dirimu. Ha, mungkin kau berpikir. Apakah aku, dan siapa diriku. Bukankah itu sama saja? Hehehei, tidak sama. Tidak sama.
Siapa kamu sekarang atau berasal dari mana kamu, nggak akan mempengaruhi akan apa jadinya kamu nanti. Lupakan teori yang bilang kalau buah nggak akan jatuh dari pohonnya. Yang penting adalah, apa yang kamu lakukan sekarang, untuk nanti. Nggak akan ada yang bisa menhalangi kamu untuk berpikir, berjalan, berbuat, kepada menuju kebaikan.
Who are you?
Kalo Edwin Law pernah bilang, “Siapa kamu, bukan dilihat dari seberapa besar otot kamu, sebagus apa pakaian kamu, atau seberapa banyak uang yang kamu punya. Tapi dari bagaimana kamu mempergunakan sebaik apa potensi dalam diri yang kamu punya serta menunjukkan kebaikan dan ketulusan hati.” Nah, itulah kamu seharusnya. Dan dari ‘barang-barang’ positif yang kamu punya itulah orang akan melihat kamu dengan pikiran sehat. Jika ada hal jelek di diri kamu (semoga tidak), orang pasti akan melihatnya dengan pikiran yang jelek juga, atau orang juga ‘jelek’. Karena orang yang ‘tidak jelek’ pasti akan meng-ignore hal-hal yang jelek dari pikiran mereka yang ‘tidak jelek’. (Apa sih ini jadi ngomong jelek jelek mulu.)
Siapa kamu?
Mau jadi apa kamu?
Dan...Sudahkah kamu memikirkan tentang itu? Seperti apakah kamu menganggap diri kamu sendiri? Semoga saja jawabannya positif ya. Orang juga banyak yang bilang kan, apa yang akan terjadi, tergantung dengan apa yang kamu pikirkan sebelumnya. Jika kamu merasa tidak seperti itu. Cobalah berpkikir positif meskipun peluang terjadinya hanya 1:1000! Dan nyalakan terus semangatmu. Jangan pernah padam meski apapun yang terjadi. Jangan lupa berdoa. Dan berusaha keras. Jangan percaya pada keberuntungan, kecuali jika kamu bisa membuat ‘keuntungan’ sebanyak-banyaknya.
Oke oke, kita sudah melenceng jauh dari konsep ‘Who I Am’.
Seperti apa kamu menganggap dirimu sendiri?
“Ah, I’m loser.” “I’m a superstar.” “I’m just ordinary”.
Ya...Apapun kamu. Terutama untuk yang memilih jawaban ‘loser’, Jangan takut. Jangan minder. Coba lihat, di film-film (terutama film-film anak), yang tokoh utamanya adalah seorang yang dianggap pecundang. Ya, pecundang dalam semua arti yang ada dipikiranmu sekarang-pasti pada akhir film, si pecundang pasti tak akan jadi pecundang lagi. Karena memang seperti itulah takdirnya, percayalah, TAK AKAN ADA yang selamanya menjadi pecundang.
Untuk yang memilih ‘ordinary’, once again, try to be extraordinary.
Inilah, membentuk kepribadian.
Tak akan ada kan orang yang ingin menjadi buruk. Tidak susah kok menjadi baik.

Here's the way :
1. Kembangkan potensi dirimu. Apapun itu. Setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ya, ini memang kata-kata pasaran. Jangan jadikan kekurangan sebagai penghambatmu. Namun jadikan kelebihan sebagai penolongmu. Jika kau merasa belum punya kelebihan (bukan kelebihan berat badan ya.jayus!)-suatu saat, pasti kau akan menemukannya. Atau jalan instannya, tekunilah hobimu. Kemungkinan besar kau akan menemukannya dari situ.
2. Positive thinking. Oh, ini lebih pasaran lagi. Tapi ya, memang itulah caranya. Semua akan terjadi sesuai dengan apa yang kau pikirkan. Jadi berpikirlah positif, jika kau memang mengharapkan jasil yang positif juga. Sekalipun hasilnya kurang baik, pikiran positif itu akan mengurangi beban dan satu rasa sakitmu. Berpikir positif bukan berarti terlalu percaya diri. Semua juga bilang, nanti akan sakit jatuhnya.
3. Belajar menerima. Jika kau punya orang tua, teman, pacar, atau bahkan duniamu-yang tidak bisa memberimu kebahagiaan. Cobalah menerimanya. Jangan menuntut. Jika kau bisa menerima segala sesuatu dengan besar hati. Maka suatu saat kau memiliki kekurangan atau melakukan kesalahan, yang lain juga akan menerimamu dengan baik.
That’s it! Berjuanglah. Semangat dan dukungan yang kau butuhkan untuk menjadi seseorang yang lebih, lebih, dan lebih baik lagi. Good luck.

Who I Am?
Just me.
Who you are?
Just you.

Copyright © 2010 Psikologi UIN 2011 All rights reserved. Powered by Blogger .

Design by themetraffic. Blogger Template by Anshul | Funny Pictures.